rss
twitter
    follow me in twitter :D

Tuesday, January 10, 2012

Globalisasi adalah sebuah dualisme


Globalisasi itu buakan sebuah ancamna bagi masyarakat,namun globalisasi adalah dualisme yang harus kita jalani.di samping kita menjalaninya,di samping tiu juga kita berupaya untuk melawannya.jangan menganngap bahwa globalisasi adalah bentuk rezim yang di buat oleh manusia hanay di era baru baru ini saja,namun yang harus kita ketahui sebelumnya adalh bahwa bentuk sebuah globalisasi itu sudah tertera pada era era sebelumnya.bah kan sebelum zaman rosulullah saw entah itu dalam bentuk budaya,interaksi sosial perdagangan atupun isme isme pada waktu itu.maka kalo boleh saya katakan globalisasi adalah keniscayaan.

banayak orang mengatakan dan perpendapat bahwa rezim globalisasi merupakan rezim yang merugikam masyarakatnya,menjadikan yang kaya tambah kaya,dan yang miskin tambah miskin.sedikit banyak memang kita pahami bahwa ini adalah sebuah hipotesa yang hampir mendekati hipotesa sesungguhnya.tetapi pada dasarnya kita harus mengkaji ulang mengenai apa itu sebenarnya globalisasi dan fungsi fungsinya.tidak etis rasanya bila kita memandang segala sesuatu itu hanya dengan sebelah mata,karena pada dasarnya segala sesuatu itu merupakan gabungan kalimat kalimat sehingga membentuk sebuah konsep.secara falsafasi,kemungkinan yang benar untuk mnejadikan salah itu bisa, bahkan menjadikan yang salah itu benar juga bisa.dan itu tergantung prespektif pikiran kita masing masing dengan menggunakan warisan teori oleh ilmuan ilmuan sebelumnya.

Dalam sebuah konsep globalisasi kita mengenal tiga prespektif atu bentuk globalisasi,antara lain adalah hipper globalis,skeptis globalis,reformis globalis.dalam pandangan seorang hipper globalis mereka setuju dengan adanya globalisasi ,karena merak mengaggap bahwa globalisasi merupakn bentuk ekonomi baru untuk meningkatkan tingkat ekonomi suatu negara.seperti apa yang di katkan kenichi ohame.kemudian dalam pandangan skeptiis globalis,mereka mnganggap bahwa globalisasi merupakan sebuah mitos.Kenyataannya, dunia tidak benar-benar terhubung satu sama lain. Yang berlangsung bukanlah globalisasi, tetapi “regionalisasi” kita ketahui juga karena keterbukaan ekonomi/perdagangan dunia dalam globalisasi juga tidak terjadi, bahkan lebih buruk dibanding periode 1870-1914.namun yang terjadi adalah Struktur ekonomi dan perdagangan yang ada saat ini tidak benar-benar bekerja untuk menyatukan kepentingan antar negara, tetapi melahirkan dominasi baru aktor-aktor besar (MNC’s) dan negara-negara kaya.[1]dan ke mudian untuk yan terahir adalah reformis globalis,mereka beranggapan bahwa globalisasi merupakan sebuah proses historis yang sudah ada sejak dulu yang mencakup tidakhanya hubungan antar negara dan perdagangan,namun juga sebuah proses terhubungnya sebuah proses nilai ,kebudayaan,etika, ekologi,migrasi manusia dan lain sebagainya.intinya mereka menganggap dengan adanya proses ini akan tebentuk suatu hubungan hubungan baru baik itu manusia negara dalma sekala internasional.

Nah,dengan demikian yang harus kita lakukan dengan globalisasi tersebut adalah menerimanya,bukan malah membuangnya.jika kita membuangnya samahalnya kita haya menjadi pihak yang setuju terhadap globalisasi tanpa memberi solusi apapun terhadap masyarakat.dari uraian ketiga prespektif globalisasi diatas kita dapat menerapkanya menurut model masing masing setiap individu baik itu ndividu suatu negara.memang terlihat dan terkesan sangat sulit untuk menjalani dan mewujudkan cita cita masyarakat yang sejahtera dengan embel embel globalisasi.tapi setidaknya kita msyarakat dan para kaum elit intelektual di negri ini mempunyai formulasi baru dalam menghadapi tantangan dunia global degan cara mereduksi globalisasi tersebut menjadi globalisasi yang posiif bagi masyarakat negrinya.pertama mungkin kita bisa merubah melalui sitem pemerntahan ini yang lebih memihak kepada kepentingan korporasi dan kepentingan luar.sejatinya pemerintah mengontrol keluar masuknya infestor dalam negri ini dalam artian megurangi jumlah infestor dari luar agartidak terjadi ketergantungan.karena yang kita lihat sekarang rezim globalisasi banyak magang di bidang ekonomi suatu negara.kemudian yang kedua adalah ,adanya masyarakat yang plural merupakan kunci salah satu terciptanya kesejahteraan sosial kemudian juga merduksi kemungkinan kemungkinan konflik antar suku ras maupun masyarakt.dengan cara saling menghormati sesama kemungkinan kemungkinan yang ada adalah terjalinya suatu bentuk entitas yang bisa menguatkan nasionalisme suatu bangsa ini.


[1] Dosen gue ”ade ma’ruf”

No comments:

Post a Comment