rss
twitter
    follow me in twitter :D

Sunday, March 18, 2012

Rapor Bagi Partai Politik


Sungguh begitu kompleks bila kita melihat permasalahan bangsa ini.masalah yang di hadapi bangsa ini sungguh begitu banyak,mulai dari akar rumput masyarakat di dalamnya hingga elit politik yang menduduki struktur struktur tertentu baik itu pada level pemerintahan atau institusi institusi tertentu.permasalahan yang dihadapi oleh bangsa ini tidak lain adalah karena timbul dari masyarakatnya sendiri, dan tentunya semuanya itu berawal dari kebijakan kebijakan yang di buat oleh pemerintah yang bertentangan dengan ke inginan keinginan rakyat.berbicaa masalah kebijakan maka sudah barang tentu kita akan berbicara mengenai instrumen pembuat sebuah kebijakan.telah kita ketahuai bersama bahwa partai merupakan instrument bagi terciptanya sebuah bentuk kebijakan dalam konsep negara demokrasi. Adanya sebuah partai merupakan ciri adanya bentuk demokrasi pada negara tersebut.

Demokrasi yang mempunyai makna pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat nampaknya sudah tereduksi dan mulai terkikis dengan adanya partai partai yang berdiri di negri kita saat ini.parpol yang mempunyai fungsi sebagai instrumen kebijakan,kemudian juga sebagai ruang inspirasi bagi rakyatnya telah beralih menjadi sebuah instrument sebuah penindasan atau dominasi. Dominasi terebut sangat kelihatan sekali melalui janji atau praktek yang di lakukan parpol dalam mencari suara untuk kemenangan partainya.janji janji yang di keluarkan dari mulut mereka ketika berbicara tidak lain hanya lah janji janji palsu yang mengandung substansi negatif dalam kehidupan masyarakat.maka ketika terjadi sebuah bentuk dominasi dalam masyarakat, maka yang terjadi selanjutnya adalah pengelompokan pengelompokan kelompok tertentu yang menguasai parlement sehingga menjadi sebuah oligarki baru bagi pemerintah,di mana pemerintah hanya di dominasi atau di jalankan oleh segolongan orang orang tertentu saja tanpa atas nama rakyat.

Hal ini terbukti dengan prilaku partai yang di tunjukan kepada masyarakat melalui pemilu,baik itu pemilu wali kota , gubernur,atau pemilu presiden.tindakan parpol atau prilaku yang di lakukan parpol terhadap masyarakat di saat pemilu terjadi, mencerminkan wajah parpol yang se sungguhnya .parpol pada saat itu hanya membodohi masyarakatnya saja demi mensukseskan atau men ngegolkna kepentingan kepentingan yang ada dalam parpol itu sendiri.fungsi parpol yang seharusnya mendidik rakyat berbalik arah menjadi sebuah pembodohan dengan adanya praktik praktik yang di canangkanya dalam pemilu. seperti misalnya black compaigne,mani politik, bujukan rayauan agar memilih tanpa adanya pertimbangan atas masyarakat,serangan fajar, dan kejahatan kejahatan yang lain yang di lakukan ketika pemilu berlangsung semuanya menjadi hal yang biasa dan wajar pada masa masa pemilu.

Ada beberapa faktor penghambat bagi parpol dalam menjalankan fungsinya sebagai instrument kebijakan publik. Pertama, tidak efektifnya pendidikan politik dalam parpol.banyak anggota parpol maupun kader kader parpol melakukan kejahatan kejahatan dalam pemilu tidak lain di sebabkan oleh kurangnya pendidikan politik bagi setiap kader parpol di dalamnya. Idealnya, seorang anggota parpol harus mempunyai pendidikan politik dalam upaya mencegah kader kader parpol didalamnya untuk berbuat pragmatis dan oportunis.kita lihat fenomena sekarang yang ada di dalam tubuh partai politik,partai politik terkesan hanya mencari keuntungan tanpa di sertai pendidikan politik yang intensip pada setiap  kadernya,sehingga banyak  kader parpol dalam mengambil jalannya mereka lebih mengambil ke jalur yang pragmatis dan oportunis. Tujuan yang ada pada benak mereka hanyalah pencarian posisi istimewa semata pencarian untung untuk menghidupi kluarga tanpa atas nama rakyat.jika keadaan yang terjadi seperti itu, kondisi pemerintahan pun akan semakin ngawur karena yang menduduki parlemen adalah sudah pasti orang orang parpol.pragmatisme dan oportunisme yang terlahir dari partai politik akan di bawanya ke dalam wilayah pemerintahan, sehingga menyebabkan ke bijakan yang di ke luarkan oleh pe merintah juga menjadi ke bijakan yang oportunis dan pragmatis yang membuat bahaya rakyat.

Jika untuk menjadi kaum elit itu susah,mengapa tidak di gantikan saja mereka para elit politik yang tidak tahu diri dengan orang orang yang mampu dan mengerti ke hidupan bernegara, tentunya dia paham dan mempunyai pendidikan politik yang sangat bagus.

Kemudian yang kedua adalah lemahnya atau kurangnya partisipasi politik pada rakyat. Bila kita menoleh sebentar pada masyarakat kita, memang kita tidak bisa memungkiri, bodoh, kumuh dan konserfatif sering terlontar dalam menjust para masyarakat . inilah yang menjadi ke kurangan kita dari dulu hingga saat ini.dalam teori pembangunan yang di gagas oleh para kaum moderenis, mereka menganggap, bahwa majunya sebuah bangsa atau negara adalah di tandai dengan adanya partisipasi politik yang sangat kuat terhadap pemerintah,yang mana itu adalah semangat untuk membangun bangsa ini melalui stabilitas pemerintahan dan per tumbuhan ekonomi masyarakat.

Kurangnya partisipasi plitik dalam masyarakat sangat memberi kesempatan sekali pada pemerintah, khususnya partai politik dalam melancarkan kepentingan kepentinganya. Masyarakat akan di bodohi,karena sebab ke tidak tahuan mereka.kita lihat fakta yang terjadi dalam pemilu kada, banyak masyarakat secara legowo menerima pemberian pemberian partai politik, dan menerima sebagian janji janji partai politik dalam berkampanye tanpa memikirkan akibatnya. Sudah jelas jelas yang di lakukan parpol adalah sebuah bentuk black compaigne namun rakyat menerimanya begitu saja.ini tidak lain di sebabkan kurangnya partisipasi politik masyarakat dalam ke hidupan bernegara.secara tidak langsung, partai politik salah, masyarakat juga salah. Jika yang terjadi adalah bentuk kesalahan kesalahan pemerintah dan rakyatnya, bagaimana bisa membangun bangsa ini sebagai bangsa yang sejahtera . masyarakat dan pemerintah seharusnya mempunyai integrasi yang baik, bila ingin menjadikan negara ini menjadi negara yang sejahtera. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk memajukan dan menyejahterakan bangsa ini tidak bisa di lakukan oleh pemerintah dengan sendiri, namun perlu partisipasi rakyat untuk bekerjasama.

Maka untuk itu,ayolah parpol segera membenai diri yang benar .sejatinya parpol itu bukan untuk kader mereka tapi begitu juga untuk masyarakatnya. Bila ada parpol yang mengatasnamakan kadernya, saya kira itu bukan partai politik. Partai politik yang sesungguhnya adalah partai politik yang benar benar milik rakyat, mebantu rakyat, bukan malah membodohi rakyatnya demi kepentingan kepentingan yang ingin di capainya.

Maka sebaiknya partai politik segera membenahi diri ,dan itu bisa di mulai lewat perekutan perekutan kader partai, bila parpol ingin menjadikna dirinya sebagai parpol masyarkat, untuk masyarakat dan untuknya. Maka paling tidak parpol bisa menanamkan pendidikan politik atau ideologi dalam setiap kader partainya dengan benar benar, untuk menghindari kepentingan kepentingan yang memihak pada dirinya. Dan tentunya bukan hanya partai saja kritik yang saya lontarkan,namun begitu juga untuk para masyarakat manapun. Masyarakat harus sadar, kita tidak hidup pada zaman orde baru, dimana semua kekuatan politik di kontrol oleh seorang diktataor. Zaman sekarang adalah zaman yang bebas mengatas namakan ke bebasan individu. Jangan sampai kita di kelabui oleh setiap kepentingan yang mengatasnamakan ke bebasan individu,karena itu tidak selamanya baik, bisa saja ia mem punyai substansi untuk membodohi dan menghancurkan diri kita. Maka, sejatinya masyarakat harus sadar, kita harus melek akan pengetahuan, melek akan politik, dan ke hidupan kita sehari hari. Sehingga perbuatan yang kita lakukan pada waktu itu bisa meningkatkan jati diri kita sebagai manusia dan mempunyai pemahaman berkehidupan yang baik tentunya juga melahirkan partisipasi politik yang bisa memajukan bangsa dan negara ini.




No comments:

Post a Comment