Sungguh begitu
kompleks bila kita melihat permasalahan bangsa ini.masalah yang di hadapi
bangsa ini sungguh begitu banyak,mulai dari akar rumput masyarakat di dalamnya
hingga elit politik yang menduduki struktur struktur tertentu baik itu pada
level pemerintahan atau institusi institusi tertentu.permasalahan yang dihadapi
oleh bangsa ini tidak lain adalah karena timbul dari masyarakatnya sendiri, dan
tentunya semuanya itu berawal dari kebijakan kebijakan yang di buat oleh pemerintah
yang bertentangan dengan ke inginan keinginan rakyat.berbicaa masalah kebijakan
maka sudah barang tentu kita akan berbicara mengenai instrumen pembuat sebuah
kebijakan.telah kita ketahuai bersama bahwa partai merupakan instrument bagi
terciptanya sebuah bentuk kebijakan dalam konsep negara demokrasi. Adanya
sebuah partai merupakan ciri adanya bentuk demokrasi pada negara tersebut.
Demokrasi yang
mempunyai makna pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat nampaknya
sudah tereduksi dan mulai terkikis dengan adanya partai partai yang berdiri di
negri kita saat ini.parpol yang mempunyai fungsi sebagai instrumen
kebijakan,kemudian juga sebagai ruang inspirasi bagi rakyatnya telah beralih
menjadi sebuah instrument sebuah penindasan atau dominasi. Dominasi terebut
sangat kelihatan sekali melalui janji atau praktek yang di lakukan parpol dalam
mencari suara untuk kemenangan partainya.janji janji yang di keluarkan dari
mulut mereka ketika berbicara tidak lain hanya lah janji janji palsu yang
mengandung substansi negatif dalam kehidupan masyarakat.maka ketika terjadi
sebuah bentuk dominasi dalam masyarakat, maka yang terjadi selanjutnya adalah
pengelompokan pengelompokan kelompok tertentu yang menguasai parlement sehingga
menjadi sebuah oligarki baru bagi pemerintah,di mana pemerintah hanya di
dominasi atau di jalankan oleh segolongan orang orang tertentu saja tanpa atas
nama rakyat.
Hal ini terbukti
dengan prilaku partai yang di tunjukan kepada masyarakat melalui pemilu,baik
itu pemilu wali kota , gubernur,atau pemilu presiden.tindakan parpol atau
prilaku yang di lakukan parpol terhadap masyarakat di saat pemilu terjadi,
mencerminkan wajah parpol yang se sungguhnya .parpol pada saat itu hanya
membodohi masyarakatnya saja demi mensukseskan atau men ngegolkna kepentingan kepentingan
yang ada dalam parpol itu sendiri.fungsi parpol yang seharusnya mendidik rakyat
berbalik arah menjadi sebuah pembodohan dengan adanya praktik praktik yang di
canangkanya dalam pemilu. seperti misalnya black compaigne,mani politik,
bujukan rayauan agar memilih tanpa adanya pertimbangan atas masyarakat,serangan
fajar, dan kejahatan kejahatan yang lain yang di lakukan ketika pemilu
berlangsung semuanya menjadi hal yang biasa dan wajar pada masa masa pemilu.
Ada beberapa
faktor penghambat bagi parpol dalam menjalankan fungsinya sebagai instrument kebijakan
publik. Pertama, tidak efektifnya pendidikan politik dalam parpol.banyak anggota
parpol maupun kader kader parpol melakukan kejahatan kejahatan dalam pemilu
tidak lain di sebabkan oleh kurangnya pendidikan politik bagi setiap kader
parpol di dalamnya. Idealnya, seorang anggota parpol harus mempunyai pendidikan
politik dalam upaya mencegah kader kader parpol didalamnya untuk berbuat
pragmatis dan oportunis.kita lihat fenomena sekarang yang ada di dalam tubuh
partai politik,partai politik terkesan hanya mencari keuntungan tanpa di sertai
pendidikan politik yang intensip pada setiap
kadernya,sehingga banyak kader
parpol dalam mengambil jalannya mereka lebih mengambil ke jalur yang pragmatis
dan oportunis. Tujuan yang ada pada benak mereka hanyalah pencarian posisi
istimewa semata pencarian untung untuk menghidupi kluarga tanpa atas nama
rakyat.jika keadaan yang terjadi seperti itu, kondisi pemerintahan pun akan
semakin ngawur karena yang menduduki parlemen adalah sudah pasti orang orang
parpol.pragmatisme dan oportunisme yang terlahir dari partai politik akan di
bawanya ke dalam wilayah pemerintahan, sehingga menyebabkan ke bijakan yang di
ke luarkan oleh pe merintah juga menjadi ke bijakan yang oportunis dan
pragmatis yang membuat bahaya rakyat.
Jika untuk
menjadi kaum elit itu susah,mengapa tidak di gantikan saja mereka para elit
politik yang tidak tahu diri dengan orang orang yang mampu dan mengerti ke
hidupan bernegara, tentunya dia paham dan mempunyai pendidikan politik yang
sangat bagus.
Kemudian yang kedua adalah lemahnya atau kurangnya partisipasi politik pada rakyat. Bila kita menoleh sebentar
pada masyarakat kita, memang kita tidak bisa memungkiri, bodoh, kumuh dan
konserfatif sering terlontar dalam menjust para masyarakat . inilah yang
menjadi ke kurangan kita dari dulu hingga saat ini.dalam teori pembangunan yang
di gagas oleh para kaum moderenis, mereka menganggap, bahwa majunya sebuah
bangsa atau negara adalah di tandai dengan adanya partisipasi politik yang
sangat kuat terhadap pemerintah,yang mana itu adalah semangat untuk membangun
bangsa ini melalui stabilitas pemerintahan dan per tumbuhan ekonomi masyarakat.
Kurangnya partisipasi
plitik dalam masyarakat sangat memberi kesempatan sekali pada pemerintah,
khususnya partai politik dalam melancarkan kepentingan kepentinganya. Masyarakat
akan di bodohi,karena sebab ke tidak tahuan mereka.kita lihat fakta yang
terjadi dalam pemilu kada, banyak masyarakat secara legowo menerima pemberian
pemberian partai politik, dan menerima sebagian janji janji partai politik
dalam berkampanye tanpa memikirkan akibatnya. Sudah jelas jelas yang di lakukan
parpol adalah sebuah bentuk black compaigne namun rakyat menerimanya begitu
saja.ini tidak lain di sebabkan kurangnya partisipasi politik masyarakat dalam
ke hidupan bernegara.secara tidak langsung, partai politik salah, masyarakat
juga salah. Jika yang terjadi adalah bentuk kesalahan kesalahan pemerintah dan
rakyatnya, bagaimana bisa membangun bangsa ini sebagai bangsa yang sejahtera .
masyarakat dan pemerintah seharusnya mempunyai integrasi yang baik, bila ingin
menjadikan negara ini menjadi negara yang sejahtera. Upaya yang dilakukan
pemerintah untuk memajukan dan menyejahterakan bangsa ini tidak bisa di lakukan
oleh pemerintah dengan sendiri, namun perlu partisipasi rakyat untuk
bekerjasama.
Maka untuk
itu,ayolah parpol segera membenai diri yang benar .sejatinya parpol itu bukan
untuk kader mereka tapi begitu juga untuk masyarakatnya. Bila ada parpol yang
mengatasnamakan kadernya, saya kira itu bukan partai politik. Partai politik
yang sesungguhnya adalah partai politik yang benar benar milik rakyat, mebantu
rakyat, bukan malah membodohi rakyatnya demi kepentingan kepentingan yang ingin
di capainya.
Maka sebaiknya
partai politik segera membenahi diri ,dan itu bisa di mulai lewat perekutan
perekutan kader partai, bila parpol ingin menjadikna dirinya sebagai parpol
masyarkat, untuk masyarakat dan untuknya. Maka paling tidak parpol bisa
menanamkan pendidikan politik atau ideologi dalam setiap kader partainya dengan
benar benar, untuk menghindari kepentingan kepentingan yang memihak pada
dirinya. Dan tentunya bukan hanya partai saja kritik yang saya lontarkan,namun
begitu juga untuk para masyarakat manapun. Masyarakat harus sadar, kita tidak
hidup pada zaman orde baru, dimana semua kekuatan politik di kontrol oleh seorang
diktataor. Zaman sekarang adalah zaman yang bebas mengatas namakan ke bebasan
individu. Jangan sampai kita di kelabui oleh setiap kepentingan yang
mengatasnamakan ke bebasan individu,karena itu tidak selamanya baik, bisa saja
ia mem punyai substansi untuk membodohi dan menghancurkan diri kita. Maka,
sejatinya masyarakat harus sadar, kita harus melek akan pengetahuan, melek akan
politik, dan ke hidupan kita sehari hari. Sehingga perbuatan yang kita lakukan
pada waktu itu bisa meningkatkan jati diri kita sebagai manusia dan mempunyai
pemahaman berkehidupan yang baik tentunya juga melahirkan partisipasi politik
yang bisa memajukan bangsa dan negara ini.
No comments:
Post a Comment